BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Opini
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) opini adalah pendapat, pikiran,
atau pendirian. Dalam Wikipedia disebutan opini adalah ide
atau pikiran untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi akan tetapi bersifat tidak objektif karena belum mendapatkan pemastian
atau pengujian, dapat pula merupakan sebuah pernyataan tentang sesuatu yang
berlaku pada masa depan dan kebenaran atau kesalahannya serta tidak dapat
langsung ditentukan misalnya menurut pembuktian melalui induksi.
Pendapat seseorang terhadap suatu permasalahan
bersifat subjektif karena belum mendapat pengujian. Semua orang memiliki
kebebasan untuk berpendapat tentang suatu permasalahan, baik permasalahan
pelaksanaan kekuasaan, penyalahgunaan dana, pelanggaran etika, dll. Agar
pendapat kita dilihat dan diketahui oleh publik, maka kita dapat menggunakan
forum “Opini” yang ada di media massa khususnya media cetak.
Dalam media massa cetak terdapat forum yang
menampung aspirasi masyarakat. Siapa saja bisa menyampaikan tulisannya ke media
massa cetak. Namun tetap harus memerhatikan syarat dan ketentuan layak atau
tidaknya suatu opini untuk dibaca oleh pulik.
Melalui media cetak, para penulis dapat
menyampaikan buah pikirnya terhadap suatu permasalahan yang nantinya dapat
dibaca oleh orang lain. Setiap orang bebas berpendapat, namun tetap harus
memerhatikan syarat dan ketentuan layak atau tidaknya suatu opini dikonsumsi
publik. Untuk itu kita perlu mengetahui teknik-teknik penulisan opini.
2. Teknik Penulisan Opini
Setiap orang bisa menulis apa saja. Dari kecil
kita telah belajar menulis. Mulai dari menulis pengalaman hidup, menulis karya
sastra (puisi, pantun, syair,dll), menulis opini, dan lainnya. Ada orang yang
mengatakan menulis itu sulit ada juga yang mengatakan menulis itu tidak sulit.
Menulis opini di media cetak tidak sulit setelah mengetahui teknik-teknik penulisan opini yang
diuraikan berikut ini.
·
Pemilihan isu
Langkah pertama dalam menulis adalah menemukan isu atau tema. Isu bisa
kita dapatkan dari membaca media cetak, menonton televisi, diskusi, atau dari
media sosial seperti facebook dan twitter.
·
Pengumpulan data
Ketika isu telah dipilih, kita harus mencari sebanyak mungkin data.
Data ini bisa kita dapatkan dari buku, artikel, atau blog. Ketersediaan
internet sangat memudahkan kita mencari data. Hal ini akan memudahkan
untuk menginventarisir data yang kita butuhkan. Buku dan koran juga sangat
penting sebagai landasan teori dalam solusi yang kita tawarkan dalam tulisan.
·
Pengolahan data
Ketika data telah dipilih, kita baca semua data itu. Lalu kita pilih
yang sesuai dengan tujuan tulisan kita. Pilihlah data-data yang sangat
mendukung kekuatan tulisan kita.
·
Memberi Judul
Judul
tulisan sangat menentukan, karena di situlah pembaca tertarik atau tidak untuk
membaca tulisan kita. Ada banyak cara memberi judul tulisan. Bisa berupa
pernyataan atau pertanyaan. Banyak media massa yang menyukai judul tulisan yang
memuat kata “dan”, seperti Kompas. Judul tulisan yang memuat kata “dan”
menimbulkan suatu persepsi keterkaitan sebuah fenomena (isu) dengan realitas
yang kadang tak terpikirkan.
·
Memberi Lead yang bagus
Lead atau kepala
tulisan adalah pintu masuk berikutnya. Lead yang bagus adalah kunci
untuk memancing pembaca agar menuntaskan tulisan kita. Menulis lead bisa
dengan cara pernyataan, pernyataan, kutipan, deskripsi, atau kesimpulan dari
tulisan kita.
·
Membuat alur tulisan
Alur tulisan
biasanya adalah mendeskripsikan fenomena yang terjadi, lalu mencari latar
belakang fenomena yang terjadi, membandingkannya dengan teori atau fenomena
yang telah terjadi sebelumnya, lalu solusi yang kita berikan.
·
Menutup tulisan
Tulisan
lebih banyak ditutup dengan pernyataan. Ini menunjukkan bahwa penulis cukup pe-de
dengan solusi yang dia tawarkan. Meski ada juga model menutup tulisan dengan
pertanyaan. Goenawan Mohamad adalah contoh penulis yang sering menggunakan
kalimat pertanyaan dalam menutup tulisannya.
3. Menulis
Opini
Pemilihan Isu; isu yang diangkat merupakan
pembicaraan yang sedang hangat di masyarakat. Di Banda Aceh sekarang sedang
dilaksanakan Pekan Kebudayaab Aceh yang ke 6. Ini dapat kita angkat menjadi
masalah yang akan kita uraikan sebagai bahan opini kita.
Pengumpulan Data; data pendukung untuk menulis
opini bisa di dapat dari media massa lain yang menuliskan isu yang sama seperti
isu yang akan kita bahas. Contohnya media cetak (Serambi) dan media online (www.serambinews.com).
Pengolahan data; data yang telah terkumpul di baca dan dipahami dengan seksama agar kita
menguasai masalah yang terjadi dan memudahkan kita untuk menuliskan pendapat
kita tentang PKA ke 6.
Memberi Judul; judul merupakan kata-kata pertama yang dibaca
oleh pembaca sebelum membaca isi tulisan opini kita. Judul harus dibuat
semenarik mungkin. Misalnya “Spirit PKA” yang ditulis oleh M. Adli
Abdullah
pada Kamis, 26 September 2013 09:53 WIB dalam
Serambi online.
Memberi Lead yang bagus; lead adalah inti
pokok pembahasan yang akan diuraikan. Dalam Opini “Spirrit PKA” dituliskan lead
sebagai berikut:
“PEKAN Kebudayaan Aceh (PKA) VI, yang
dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 20 September lalu,
kini tinggal beberapa hari lagi sebelum ditutup pada 29 September 2013
mendatang. Lima tahun lalu (2009), di tempat yang sama, yaitu di Taman Ratu
Safiatuddin, Banda Aceh, Presiden SBY yang baru saja menerima gelar Doktor
Honoris Causa (Dr HC) bidang Perdamaian dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah),
juga berkenan membuka perhelatan budaya PKA V”.
Membuat alur
tulisan; alur tulisan yang dibuat harus tersusun rapi agar pembaca tidak
kebingungan dalam memahami buah pikir yang kita tulis. Pertama deskripsikan
fenomena yang terjadi, mencari latar belakang fenomena yang terjadi,
membandingkannya dengan teori atau fenomena yang telah terjadi sebelumnya, lalu
solusi yang kita berikan.
Dalam Opini “Spirit PKA” mendeskripsikan PKA adalah ajang pertunjukkan budaya Aceh, yang
kini digelar pertama kali tahun 1958. PKA yang monumental ini diadakan pada masa Gubernur A
Hasjmy. Awalnya ide PKA ini adalah bagian dari
rehabilitasi masyarakat Aceh pascakonflik vertikal episode pertama antara Aceh
dengan Indonesia. Melalui agenda budaya ini bisa memompa spirit warga untuk
bangkit dari masa kehancuran (darul harb) menuju masa damai (darussalam).
PKA II dilaksanakan di Banda Aceh, ibu kota Provinsi
Daerah Istimewa Aceh yang waktu itu dipimpin oleh Gubernur Muzakkir Walad. PKA III dilaksanakan di Blangpadang, Banda Aceh tahun 1988 pada masa Gubernur Prof
Dr Ibrahim Hasan. Setelah aksi PKA vakuum selama 16
tahun, maka pada tahun 2004, PKA IV diadakan pada 19-28 Agustus 2004 pada
masa Gubernur Abdullah Puteh. PKA ke 5 diadakan pada masa gubernur
Aceh Irwandi Yusuf pada 2009 (PKA ini dilangsungkan setelah RI-GAM berdamai pada 2005). PKA 6
dilaksanakan tahun 2013 pada masa Gubernur Zaini Abdullah.
Menutup
tulisan; dalam bagian penutup berisikan solusi yang akan disampaikan penulis. Penulis
melihat, ajang PKA ini dapat menjadikan sejarah dan budaya sebagai jembatan menuju
kebangkitan. Jika masyarakat
berpegang pada budaya yang kuat, maka jati diri sebagai orang Aceh yang
memiliki 13 bahasa daerah dengan berbagai etnik, maka kita tidak kehilangan
tongkat sebagai umat Islam. Perekat Aceh adalah budaya dan agama.
4.
Jenis-Jenis
Opini
Dalam media cetak, baik
koran, majalah atau buletin terdapat satu halaman khusus yang berisikan
pendapat pembaca. Di koran, halaman ini di isi tiga unsur yaitu redaksi, para
ahli, dan pembaca. Opini yang ditulis oleh tim redaksi disebut tajuk rencana
atau editorial. Yang ditulis oleh ahli disebut op-ed singkatan dari
opini-editorial atau kolom untuk artikel opini di majalah. Yang ketiga ditulis
oleh pembaca atau masyarakat disebut surat pembaca, pembaca menulis, dll.
Contoh
forum Opini di media cetak adalah
Media Cetak
|
Nama Forum Opini
|
Serambi
|
Opini
|
Kompas
|
Kompasiana
|
|
|
|
|
·
Tajuk Rencana (editorial)
Tajuk rencana atau editorial adalah opini berisi pendapat dan sikap
resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual,
fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis
pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan
sikap resmi media yang bersangkutan.
Tajuk rencana mempunyai sifat :
v
Krusial dan
ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan medianya bisa harian
atau mingguan, atau dua mingguan dan bulanan.
v
Isinya menyikapi
situasi yang berkembang di masyarakat luas baik itu aspek social, politik,
ekonomi, kebudayaan, hokum, pemerintahan, atau olah raga bahkan entertainment,
tergantung jenis liputan medianya.
v
Memiliki
karakter atau konsistensi yang teratur, kepada para pembacanya terkait sikap
dari media massa yang menulis tajuk rencana tersebut.
v
Terkait erat
dengan policy media atau kebijakan media yang bersangkutan. Karena setiap media
yang mempunyai perbedaan iklim tumbuh dan berkembang dalam kepentingan yang
beragam, yang menaungi media tersebut.
Contoh editorial
Perekonomian
Vietnam Tersendat
Bahaya
korupsi dan inefisiensi semakin dirasakan sebagai faktor penghambat percepatan
proses pembangunan ekonomi Vietnam.
Pernah disebut-sebut
sebagai salah satu calon macan Asia, perekonomian Vietnam kini berada di bawah
tekanan berat. Angka inflasi tahun lalu, misalnya, mencapai 11,8 persen,
sementara defisit perdagangan mencapai 12 miliar dollar AS dan defisit anggaran
7,4 persen atau melampaui perkiraan semula 6,2 persen.
Gambaran kerapuhan
ekonomi semakin terlihat jelas dalam nilai tukar mata uang dong yang
didevaluasi sampai tiga kali dalam 14 bulan terakhir. Sebagai dampaknya,
masyarakat memburu dollar dan emas karena tidak terlalu percaya lagi kepada
dong.
Guncangan ekonomi
bahkan membuat oleng kelompok galangan kapal Vinashin yang menjadi salah satu
andalan industri bangsa itu. Galangan kapal itu memiliki utang 4,4 miliar
dollar AS dan gagal mencicil utangnya kepada kreditor internasional, bulan
lalu. Kegagalan Vinashin, sebagai perusahaan negara, telah memberikan dampak
negatif atas tingkat kepercayaan terhadap sejumlah perusahaan negara yang
semula diharapkan sebagai lokomotif dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi.
Ancaman kebangkrutan
Vinashin tidak terlepas dari manajemen pemerintahan yang tidak efisien dan
korup di bawah sistem totalisasi dan sentralisasi komunisme. Perkembangan di
Vietnam sekaligus memperlihatkan potret berbeda dengan China meski sama-sama
menganut satu sistem partai, Partai Komunis.
Para pemimpin Partai
Komunis di China justru berada di garis depan dalam kampanye memberantas
korupsi dan menegakkan efisiensi. Pengalaman China memperlihatkan, pertumbuhan
ekonomi melesat dengan cepat sejak praktik korupsi mulai diberantas secara
serius dan tata kelola pemerintahan bersih dijalankan.
Bagaimanapun
kejahatan menjadi faktor penghambat paling berat bagi kemajuan ekonomi dan bisa
menjadi sandungan berbahaya menuju jurang kebangkrutan negara dan bangsa.
Vietnam atau Indonesia tidak bisa melesat maju dalam pertumbuhan ekonomi jika
terus disandera oleh praktik korupsi yang merebak luas dari pusat sampai ke
daerah-daerah. Upaya pemberantasan korupsi masih sebatas retorika, belum
memperlihatkan keseriusan.
Para analis
berkesimpulan, praktik korupsi dan inefisiensi tidak hanya menghambat, tetapi
juga mengancam kemajuan ekonomi Vietnam. Pemerintah Vietnam kini berjuang keras
untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang rata-rata 7 persen per tahun. Kongres
lima tahunan Partai Komunis yang diadakan pekan ini akan dijadikan ajang
mengevaluasi perekonomian, tetapi tampaknya jauh lebih penting bagaimana
mencari terobosan bagi pembangunan yang lebih cepat, bebas korupsi, dan lebih
efisien.
·
Opini-Editorial (Op-Ed)
Sebuah op-ed adalah sebuah artikel di koran yang mengekspresikan pendapat seorang penulis bernama yang
biasanya tidak terafiliasi dengan dewan redaksi surat kabar. Op-ed dituliskan oleh ahli yang bersangkutan
terhadap permasalahan yang dituliskan. Ini berbeda dari
editorial (yang biasanya ditandatangani dan ditulis oleh anggota dewan redaksi)
dan surat pembaca (yang disampaikan oleh pembaca jurnal atau surat kabar).
Contoh Opini-Editorial
·
Surat Pembaca
Surat pembaca adalah opini singkat yang ditulis
oleh pembaca da dimuat dalam rubrik khusus surat pembaca. Surat pembaca
biasanya berisi keluhan atau kom entar pembaca tentang apa saja yang menyangkut
kepentingan dirinya atau masyarakat. Panjang surat pembaca rata-rata 2-4
paragraf. Rubric surat pembaca lebih merupakan layanan public dari pihak
redaksi terhadap masyarakat.
Contoh surat pembaca:
Sarana Olahraga SMPN 12 Tasikmalaya
Hari
kamis adalah jadwal olahraga untuk kelas kami, kelas IX-A. Kekecewaan kami
timbul karena pelajaran olahraga setiap kamis selalu tidak bervariasi. Jika
tidak voli, pasti basket atau sepak bola. Memang kami belum menguasai
sepenuhnya ketiga olahraga tersebut. Tapi kami mulai merasa jenuh dengan
ketiganya. Kami ingin mempelajari olahraga lain seperti bulu tangkis, tennis
atau pingpong. Kami mengerti jika sarana untuk pelajaran olahraga yang kami harapkan
tidak ada dan jauh akan tersedia karena keterbatasan tempat dan dana sekolah.
Tapi kami, terutama saya, sangat kecewa dengan sarana ketiga olahraga yang
biasa dilakukan pun kurang memadai.
Seperti halnya olahraga basket, papan ring lapuk dan ringnya pun tak adaUntuk sepak bola, meskipun bolanya tersedia banyak di peti bola, tapi gawangnya tak ada. Sehingga keadaan menuntut kami menggunakan gawang imajinasi yang tak kasat mata saat olahraga sepak bola. Dan voli, bolanya banyak tersedia. Jaring voli untuk pembatas kedua regu ada. Dan mungkin sarana untuk pelajaran ini sempurna dan terpenuhi semua. Namun, menurut saya belum. Pagar jaring besi yang kurang tinggi, membuat bola voli sering ke luar ke jalan raya. Itu sangat membahayakan, bukan hanya bagi pengguna jalan tapi juga kami yang akan membawa bola voli itu kembali. Seperti pada kejadian 21 Februari 2009, saat pelajaran olahraga voli, saya dan teman hampir terserempet mobil saat mengambil bola di jalan raya. Kami harap kejadian seperti yang kami alami tidak terulang kembali! Sebagai Sekolah Standar Nasional, seharusnya hal-hal sepele sebagai sarana olahraga tersebut diperhatikan. Bagaimana mungkin kami akan mengharumkan SMPN 12 Tasikmalaya dalam bidang olahraga, jika kami pun tidak menguasai pelajaran olahraga akibat sarana dan prasarananya yang belum memadai? Kejujuran kami akan semua ini semata-mata untuk menjadikan sekolah kebanggaan kami menjadi lebih baik.
Seperti halnya olahraga basket, papan ring lapuk dan ringnya pun tak adaUntuk sepak bola, meskipun bolanya tersedia banyak di peti bola, tapi gawangnya tak ada. Sehingga keadaan menuntut kami menggunakan gawang imajinasi yang tak kasat mata saat olahraga sepak bola. Dan voli, bolanya banyak tersedia. Jaring voli untuk pembatas kedua regu ada. Dan mungkin sarana untuk pelajaran ini sempurna dan terpenuhi semua. Namun, menurut saya belum. Pagar jaring besi yang kurang tinggi, membuat bola voli sering ke luar ke jalan raya. Itu sangat membahayakan, bukan hanya bagi pengguna jalan tapi juga kami yang akan membawa bola voli itu kembali. Seperti pada kejadian 21 Februari 2009, saat pelajaran olahraga voli, saya dan teman hampir terserempet mobil saat mengambil bola di jalan raya. Kami harap kejadian seperti yang kami alami tidak terulang kembali! Sebagai Sekolah Standar Nasional, seharusnya hal-hal sepele sebagai sarana olahraga tersebut diperhatikan. Bagaimana mungkin kami akan mengharumkan SMPN 12 Tasikmalaya dalam bidang olahraga, jika kami pun tidak menguasai pelajaran olahraga akibat sarana dan prasarananya yang belum memadai? Kejujuran kami akan semua ini semata-mata untuk menjadikan sekolah kebanggaan kami menjadi lebih baik.
Silmi
Rahmani
Kelas
IX-A Perum
Mitra Batik, Kawalu-Tasikmalaya
seep ijin copas buat tugas anak sekolah
BalasHapus