Senin, 06 Januari 2014

Reportase


Meuseum Tsunami Aceh

Banda Aceh, bencana tsunami 26 Desember 2004 menyisakan trauma yang sulit untuk dilupakan bagi rakyat Aceh. Bagaimana tidak, ratusan ribu jiwa melayang dalam sekejap disapu ombak pantai yang menggulung. Tsunami di pantai barat Aceh meluluh-lantakkan hampir seluruh kota Banda Aceh dan Meulaboh.
Jejak-jejak tsunami dapat kita lihat saat melewati beberapa tempat yang menjadi saksi bisu seperti kuburan massal korban tsunami Aceh, taman tsunami, mesjid-mesjid yang selamat dari bencana tsunami dan museum Tsunami. Meuseum tsunami juga salah satu tempat wisata di Aceh, banyak wisatawan yang mengunjungi meseum tsunami Aceh, baik itu orang luar maupun orang Aceh sendiri.
Museum Tsunami sengaja dibangun oleh pemerintah untuk mengenang terjadinya bencana tsunami yang melanda wilayah Aceh dan Samudera Hindia tahun 2004. Museum yang dirancang oleh arsitek Indonesia ini bangunannya megah dan kokoh. Tempat ini sekaligus dijadikan pembelajaran dan evakuasi saat terjadi bencana. Di museum ini memang disajikan rekam jejak tsunami dalam berbagai media seperti audiovisual, photo slide, foto-foto dan alat peraga tsunami.
Di luar museum, dapat kita temukan salah satu saksi bisu tsunami yaitu helikopter milik Polda yang tidak sempat terbang karena keburu disambar air laut. Akibatnya helikopter sempat terendam air dan sebagian menjadi hancur.
 
Museum Tsunami Aceh                                                     Helikopter milik polda yang terkena tsunami
Memasuki museum akan membawa kita menyaksikan jejak-jejak minimalis terjadinya bencana tsunami 9 tahun-an silam. Sesaat setelah melewati pintu masuk, kita akan melewati lorong dengan air mengalir di dinding-dindingnya yang memerciki setiap yang lewat di lorong itu. Suasana agak mencekam karena jalannya dibuat agak menanjak dan redup. Ketika saya pertama kalinya masuk, waktu itu saya agak cemas, takut dan malah berpikir apa nanti bakal dikejutkan dengan simulasi tsunami di lorong ini, untunglah tidak.
Lorong  masuk meuseum tsunami
Lebih ke dalam lagi, kita akan memasuki ruangan kosong melingkar dimana di dindingnya terdapat nama-nama korban tsunami yang berhasil diidentifikasi. Nama-nama ditulis di seluruh dindingnya. Bagian tengah meninggi ke atas membentuk cerobong yang bertuliskan nama Allah dalam tulisan arab, sayapun harus mendongak untuk bisa memotretnya. Di ruangan itu terdengar lantunan ayat suci Al-Qur’an yang mengingatkan kita akan kebesaran Sang Pencipta.
Nama korban tsunami yg berhasil diidentifikasi                                                           Tulisan Allah di bagian atas ruangan
Setelah itu kita kembali melewati lorong yang menanjak tetapi lebih terang dan tidak ada air yang memercik di dinding-dindingnya. Desain museum ini memang unik dan sarat akan arti serta makna kejadian tertentu. Banyak lorong-lorong tangganya yang dibuat unik. Untuk naik ke lantai selanjutnya akan melewati jembatan menanjak yang disebut jembatan perdamaian. Di bawahnya terdapat air dan membentuk seperti kolam, sedangkan bagian atasnya banyak terdapat bendera-bendera dari berbagai negara yang telah memberikan sumbangan saat terjadi bencana. Di situ tertulis kata ‘damai’ dalam berbagai bahasa.
 
Lorong lagi menuju lantai di atasnya                   Jembatan perdamaian di atas kolam


Bendera-bendera dari berbagai negara
Sayapun tidak melewatkan kesempatan untuk menonton VCD bencana tsunami di ruang audiovisual. Waktu itu ada juga orang asing yang menonton berbarengan dengan saya dan teman-teman. Salah satu isi video menampilkan rekaman dari kamera amatir saat kejadian tsunami. Meskipun saya tidak mengalami kejadiannya secara langsung, film yang diputar membuat suasana hati menjadi terhanyut. Apalagi mengingat cerita-cerita para korban selamat dimana mereka banyak yang kehilangan sanak keluarganya. Sedih sekali
Di ruangan lain, kita bisa melihat poster-poster tentang Aceh dan bencana tsunami yang dipajang dalam stand poster. Semua bisa menggambarkan Aceh sebelum maupun sesudah terjadinya tsunami. Di situ ada foto jam milik Mesjid Baiturrahman dengan latar belakang bangunan yang porak-poranda. Jam ini berhenti di angka 8 lewat 17 menit, dimana menunjukkan waktu terjadinya tsunami. Di poster yang lain juga terdapat informasi wilayah yang menjadi pusat gempa di Aceh dan kawasan Samudera Hindia. Saat bencana terjadi, memang korban baik harta maupun jiwa terbanyak terdapat di Aceh.
 
Foto-foto tsunami dalam stand poster                                                                               Jam di Mesjid Baiturahman
 
Wilayah-wilayah sebagai pusat gempa Aceh                                                                    Daftar jumlah korban jiwa dari beberapa negara
Di ruangan lain terdapat miniatur bangunan yang selamat dari bencana tsunami seperti Mesjid Lampisang di Lampuuk serta kapal pembangkit listrik yang terdampar di Punge karena terbawa ombak laut sejauh 6-7 km. Tempat-tempat tersebut yang asli saat ini masih dapat dijumpai dan dijadikan sebagai situs tsunami.
 
Miniatur PLTD Apung di Punge                                                                         Miniatur Mesjid Lampisang di Lampuuk
Pengunjung di museum tsunami ini juga bisa mencoba simulasi terjadinya guncangan gempa bumi, tetapi sayangnya saya tidak bisa mencobanya karena pada saat berkunjung ke sana tempat itu sedang direnovasi.
Ruang simulasi goncangan gempa

Museum tsunami memang menarik dan sarat akan pembelajaran. Tempat ini menjadi salah satu tujuan wisata jika orang luar berkunjung ke Aceh, berwisata sekaligus belajar. Jejak-jejak minimalis tsunami di museum ini menjadi pengingat bahwa pernah terjadi musibah besar yang menimpa saudara-saudara kita di Aceh. Dan betapa kecil dan lemahnya kita di hadapan Sang Pencipta. Semoga kita semua bisa mengambil hikmahnya.

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus